Wednesday, May 12, 2010

Latar Belakang Kehidupan (Biografi) Benjamin Franklin

Benjamin Franklin, yang oleh filsuf Skotlandia David Hume disebut sebagai “sastrawan besar pertama,” adalah perwujudan ideologi rasionalitas manusia a la gerakan Pencerahan. Praktis namun idealistis, tekun dan sangat sukses, Franklin merekam masa-masa awal kehidupannya dalam autobiografinya. Sebagai penulis, pengusaha percetakan, penerbit, ilmuwan, dermawan dan diplomat, ia adalah tokoh paling terkenal dan dihormati di zamannya. Franklin adalah orang Amerika pertama yang sukses berswadaya, seorang demokrat miskin yang lahir di era aristokrasi. Berkat keteladanannya era tersebut akhirnya ditinggalkan masyarakat.

Franklin lahir di Boston, Massachussets, pada tanggal 17 Januari 1706. Ayahnya Josiah Franklin adalah seorang pembuat sabun dan lilin yang menikah dua kali. Ia adalah anak kelimabelas dari tujuhbelas orang anak yang dimiliki Josiah. Pada usia sepuluh tahun Franklin diberhentikan dari sekolah dasar oleh ayahnya karena faktor kekurangan biaya. Ia juga sempat kembali bersekolah di Boston Latin School tetapi tidak tamat. Kemudian ia diperbantukan di perusahaan percetakan milik kakaknya James yang mempublikasikan The New England Courant. Dalam banyak hal, dampak Pencerahan terpancar dalam kehidupan Franklin yang berbakat ini. Ia otodidak namun melahap tulisan-tulisan John Locke, Lord Shaftesbury, Joseph Addison, dan para penulis Pencerahan lainnya.

Pada suatu saat ketika Franklin berusia tujuhbelas tahun ia dan kakaknya James bertengkar dan akhirnya ia pergi meninggalkan rumah dan bahkan kota Boston. Pada awalnya Franklin menuju ke New York, dan kemudian ke Philadelphia di mana ia tiba pada bulan Oktober tahun 1723. Di kota itu ia bekerja di sebuah percetakan. Beberapa bulan kemudian Franklin pergi ke London untuk membeli mesin ketik atas permintaan dari Gubernur Pennsylvania William Keith yang berjanji akan membiayainya kembali ke toko percetakannya, namun saat masih berada di London Keith membatalkan perjanjiannya. Selama berada di Inggris (1724-26), Franklin bekerja di berbagai perusahaan percetakan sampai uang tabungannya cukup untuk membawa ia kembali ke Philadelphia. Franklin kemudian membuka percetakan miliknya sendiri pada tahun 1729. Bisnisnya ini berjalan lancar dan dua tahun berikutnya dia mulai menerbitkan Pennsylvania Gazette, salah satu koran yang paling berpengaruh di zamannya. Tahun 1730 Benjamin Franklin menikah dengan Deborah Read Rogers putri seorang pengusaha di Philadelphia. Mereka memiliki tiga orang anak, antara lain ; William, Francis dan Sarah.

Pada tahun 1731 Franklin mendirikan perpustakaan keliling pertama di Amerika dan juga unit pemadam kebakaran (Union Fire Company) pertama di Pennsylvania (1736). Tahun 1732 dia mulai menulis dan menerbitkan Poor Richard's Almanack yang adalah suatu koleksi tahunan yang memuat pepatah-pepatah tentang kehidupan, cinta dan politik. Franklin bekerja sebagai bendahara dan kemudian sebagai wakil rakyat di majelis umum Pennsylvania sejak tahun 1736 hingga 1757. Ia juga ditunjuk sebagai Direktur Umum Kantor Pos Philadelphia pada 1737. Saat menjabat sebagai Direktur Umum Pos Franklin mengorganisasi sistem pos yang menjadi acuan pos umum.

Setelah sebelumnya ia mendirikan debating club yang berkembang menjadi American Philosophical Society dimana ia menjadi ketuanya, pada tahun 1743 Franklin mulai memprakarsai berdirinya The Academy and College of Philadelphia dan ia ditunjuk untuk mengepalainya pada tahun 1749. Akademi ini resmi dibuka pada tahun 1751, dan kemudian menjadi University of Pennsylvania. Tahun 1747 ia memulai eksperimen dengan dukungan hipotesa bahwa petir merupakan suatu gejala listrik. Hal ini terbukti dengan percobaannya dengan layangan dan akhirnya ia menciptakan penangkal petir. Catatan mengenai penelitiannya ini dibukukan dan diterbitkan di London pada tahun 1751 dengan judul Experiments and Observations on Electricity. Beberapa penemuan lainnya adalah ; kompor Franklin, lensa bifocal (lensa dengan fokus ganda), pistol cahaya, selang kateter untuk saluran urin, dan alat musik armonika.

Saat berada dalam Kongres Albany (1754) sebagai delegasi Pennsylvania, Franklin mengajukan sebuah opsi tentang penyatuan ke-13 koloni Inggris di Amerika untuk berotonomisasi, yang mana opsi ini diterima oleh sebagian besar delegasi namun akhirnya ditolak oleh majelis wilayah koloni dan pemerintah Inggris. Ada pun ke-13 koloni tersebut, yaitu :

Koloni New England

* Propinsi New Hampshire

* Propinsi Massachusetts Bay

* Koloni Rhode Island

* Koloni Connecticut

Koloni bagian tengah

* Propinsi New York

* Propinsi New Jersey

* Propinsi Pennsylvania

* Koloni Delaware (sebelum 1776, bernama the Lower Counties on Delaware)

Koloni bagian selatan

* Propinsi Maryland

* Koloni Virginia

* Propinsi North Carolina

* Propinsi South Carolina

* Propinsi Georgia


Setelah masa jabatannya sebagai wakil rakyat di majelis umum berakhir. Franklin diutus ke Inggris sebagai delegasi Legislatif Pennsylvania di mana ia disambut baik oleh anggota masyarakat ilmuwan dan para ahli sastra yang menghargai karyanya. Setelah kembali ke Philadelphia tahun 1762, dia terpilih kembali sebagai wakil rakyat. Pada tahun 1771 Franklin mulai menuliskan lima bab pertama autobiografinya, dan mulai menuliskannya kembali tigabelas tahun kemudian yaitu pada tahun 1784 hingga 1785, dan terakhir pada tahun 1788.

Franklin sangat mendukung pandangan yang sudah umum pada waktu itu bahwa Inggris harus melonggarkan kendalinya terhadap masyarakat koloni Amerika dan mengizinkan mereka memiliki peran pemerintahan yang lebih besar untuk mengurus negerinya sendiri. Saat menjadi delegasi dalam Kongres Kontinental (Continental Congress) atau kongres kedua, opsinya mengenai penyatuan ke-13 koloni kembali mendapat tanggapan yang positif oleh hampir seluruh delegasi, dan melalui perjuangan yang cukup alot akhirnya seluruh delegasi menyetujuinya hingga diputuskanlah sebuah petisi tentang otonomisasi daerah-daerah koloni Inggris di Amerika.

Pada tahun 1774 Franklin pergi ke Inggris untuk mengajukan petisi tersebut kepada Raja George III atas nama rakyat jajahan dan Kongres Kontinental yang baru terbentuk. Raja dan majelis tuan tanah menolak petisi tersebut, dan pada saat dia kembali ke Philadelphia, Perang Revolusi Amerika telah mulai.

Dia juga membantu Thomas Jefferson dalam merancang draf Deklarasi Kemerdekaan (Declaration of Independence), yang juga turut ditandatanganinya pada tanggal 4 Juli 1776. Saat itulah ke-13 daerah koloni Inggris di Amerika memproklamirkan kemerdekaannya dan membentuk sebuah negara baru dengan nama The United States of America (Amerika Serikat).

Pada tahun 1776 saat perang masih bergolak Franklin ditunjuk sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Perancis. Dalam tugasnya ini ia berhasil meyakinkan pemerintah Perancis agar mau mendukung Amerika Serikat, baik dari segi persenjataan maupun persediaan makanan.
Setelah perang, Franklin terpilih sebagai salah-satu utusan Amerika Serikat untuk merundingkan pakta damai dengan Inggris di Paris pada tahun 1782 hingga 1783. Perundingan ini menghasilkan suatu perjanjian yang dirumuskan dalam The Treaty of Paris yang ditandatangani juga oleh Franklin. Ia kembali ke Amerika Serikat dari Perancis pada tahun 1785 dan dua tahun kemudian menjadi anggota Konvensi Konstitusi di mana ia juga turut merancang draf dan menandatangani The Constitution of the United States (Konstitusi Amerika Serikat). Pada tahun 1787 Franklin terpilih sebagai President of the Pennsylvania.

Pada tanggal 17 April 1790 Benjamin Franklin meninggal dunia di usianya yang ke-84 tahun. Jenazah Franklin di semayamkan di Virgina lalu dibawa ke Boston dan kemudian ke Paris. Pemakamannya di Philadelphia menarik perhatian pelayat yang sangat besar jumlahnya.

Setahun setelah kematian Benjamin Franklin, autobiografinya yang berjudul “Memoires de la Vie Privee” dipublikasikan dalam bentuk buku untuk pertama kalinya oleh anaknya William di Paris pada bulan Maret. Versi terjemahan awalnya yang dalam bahasa Inggris, “The Private Life of the Late Benjamin Franklin, LL.D. Originally Written By Himself, And” di publikasikan di London pada tahun 1793. Kini lebih dikenal dengan The Autobiography of Benjamin Franklin.

Berikut ini adalah karya-karya tulis Benjamin Franklin :
· Silence Dogood, No 1 - 2 April 1722
· Silence Dogood, No 2 - 16 April 1722
· Silence Dogood, No 3 - 30 April 1722
· Silence Dogood, No 4 - 14 Mei 1722
· Silence Dogood, No 5 - 28 Mei 1722
· Silence Dogood, No 6 - 11 Juni 1722
· Silence Dogood, No 7 - 25 Juni 1722
· Silence Dogood, No 8 - 9 Juli 1722
· Silence Dogood, No 9 - 23 Juli 1722
· Silence Dogood, No 10 - 13 Agustus 1722
· Silence Dogood, No 11 - 20 August 1722
· Silence Dogood, No 12 - 10 September 1722
· Silence Dogood, No 13 - 24 September 1722
· Silence Dogood, No 14 - 8 Oktober 1722
· Hugo Grim on Silence Dogood - 3 Desember 1722
· Rules for The New-England Courant - 28 Januari 1722/3
· To "Your Honour" - 4 Februari 1722/3
· On Titles of Honour - 18 Februari 1722/3
· High Tide in Boston - 4 Maret 1722/3
· Timothy Wagstaff to Old Master Janus - 15 April 1723
· Abigail Twitterfield to Honost Doctor Janus - 8 Juli 1723
· A Dissertation on Liberty and Necessity, Pleasure and Pain - 1725
· Plan of Conduct - 1726
· Poor Richard's Almanack - 1732 to 1757
· Constitutions of the Free-Masons - 1734
· Experiments and Observations on Electricity - 1751
· The Way to Wealth - 1757
· Rules by Which a Great Empire May Be Reduced to a Small One - 1773
· An Edict by the King of Prussia - 1773
· Abridgment of the Book of Common Prayer.
· Memoires de la Vie Privee - 1793

Saturday, March 6, 2010

Antara Si Pembawa Sial & Si Punggawa Binal; Mitos & Teknologi; Cap Tikus & Shogun; Kematian & Kesempatan

Si Pembawa Sial dalam bahasanya tak lagi meneriakkan nama-nama orang yang akan meninggal...
Paruh runcingnya penuh terisi dengan daging busuk dari penampungan sampah di lingkungan tempat orang-orang itu tinggal...
Tak pernah lagi bayangannya jatuh di atap rumah atau di jalanan...
Terus duduk diam, mereka bertengger di ranting kegemarannya menanti musim kawin...

Yg masih terngiang adalah suara teriakan Si Punggawa Binal memanggil maut...
Mulutnya penuh terisi dengan sumpah serapah dan kata-kata busuk...terbawa angin membahana memecah hening malam itu...saat bayangannya berdiri angkuh menantang kematian...

Sama mencengangkan...
Sama magisnya...

Hingga teknologi...menghantamnya...! Kemudian menghantarkan ia ke tempat kegemarannya...
Rumah...

Untuk sebuah penantian...Pemakamannya...


Dan untuk sebuah pengertian...Kesempatan...

Saturday, February 13, 2010

Empirisme Ketuhanan

Kasih karunialah yg menarikku keluar dari dlm penjara bernama Labirin itu...
Menuntun hati dan pikiranku melewati gerbang pengertian...
  'Bahwa ada Tuhan, bahwa ada Juru Selamat juga'...
Seperti kata bundaku...

Saturday, January 9, 2010

KISAH BUKIT PASIR

Mereka menggali...bukit kecil dekat sungai dengan air yang hanya sebatas mata kaki tempatku belajar berlari...tanah berpasir yang tertutup ilalang, pelepah kelapa dan dedaunan kering yang jatuh dari dahan pepohonan mangga dan dari cabang-cabang halus rumpun pohon bambu yang sudah tumbuh di situ sejak zaman penjajahan Jepang...Tempat bapakku menyendiri untuk menyatukan hati dan pikirannya...

Mereka terus menggali...hingga burung-burung kuning...hijau...merah...coklat...hitam yang ku kenal sejak kedatanganku yang pertama dengan sepatu bot mungil berwarna biru itu mengusik telingaku dengan nyanyian ratapan mereka...Jauh-jauh mereka mendatangiku...setelah kemerduan kicauan irama pengantar suasana mereka sudah tidak lagi digubris bapakku yang kini tinggal bersama bumi...

Mereka masih menggali...Satu...dua...tiga pohon kelapa yang oleh bantuan angin telah menaklukkan para pemberani itu tumbang...Salah satunya buntung karena pernah tersambar petir...Pernah sebuah gubuk didirikan di situ...tempat orang yang menghormati bapakku dengan sepenuh hati tinggal...ia dan keluarganya...

Mereka mulai menggila...dan rumpun bambu yang pernah dibuat keriting oleh mortir tentara pusat itu terbabat habis..."Amper..." kata bapakku setiap kali ia mengakhiri kisah itu...Ia dan sekeluarganya nyaris meregang nyawa di rumpun bambu itu saat perang Permesta...

Mereka terus menggila...Pepohonan mangga yang ditanam dan dirawat bapakku sejak kecil hampir habis roboh...beberapa yang masih muda pernah kutanam dengan penuh semangat...

Mereka masih menggila...dan semua kenangan tentang aku dan bapakku di bukit itu akan sepenuhnya sirna dari kenyataan...

jeda...