Saturday, July 25, 2009

"SURGA NERAKA SI PROFESOR" Naskah Drama Rohani Kristen (Bahasa Melayu Manado)

Babak I

(Setting: Siang hari. Theater Hall Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado. Panggung berkabut. Di tengah-tengah panggung terdapat sebuah kursi listrik. Di ujung kiri panggung terdapat penanda arah yang bertuliskan Surga dan yang di bagian kanan bertuliskan Neraka)
(Masuk Malaikat Pencabut Nyawa [M.P.N]. Berjalan menyusuri penonton. Menghampiri Mahasiswa Berprestasi [M.B] yang mengidap penyakit jantung yang duduk di antara para penonton kemudian berusaha menggenggam jantung M.B. Perlu diketahui bahwa M.B ini adalah aktris yang disewa untuk mendukung pertunjukan ini)

M.B: (Seolah-olah dapat melihat M.P.N. M.B menjadi histeris)
Nyanda!!!
Bukang skarang!!!
Kita nimau!!!
Tunggu!!!
Nyandaaaaa!!!
Akh...(mati)


(Setelah menyelubungi seluruh bagian kepala M.B dengan kain hitam, M.P.N menyeret M.B ke panggung. Dalam perjalanan ke panggung M.B terus merintih)


M.B: Kiapa kong skarang dang? (berulang-ulang dan semakin keras)
Tuhan, Kiapa kong skarang dang?
Masih ada banya tugas yang kita blum beking!
ISD, Statistika, deng Pancasila
Tu Maengket le kita blum hafal samua de pe gerakan!
Kan kalu bagini kita so nda mo dapa I.P. 4 ulang.
(meratap)

(M.P.N mendudukan M.B kemudian mengikatnya di kursi listrik)
(Iblis masuk setelah membuat kegaduhan)
(Masuk Malaikat)

Iblis: Dia ini so talalu ambitu!
Dia lebe pake de pe otak dari pada de pe hati.
Dia egois!
Deng sombong!
Jadi, dia ini pantas skali maso neraka.
Malaikat: Sapa ngana pe Tuhan? (kepada M.B. dengan lembut)
M.B: TuanYesus
Malaikat: Sapa ngana pe Tuhan?
M.B: (berpikir) Ng...pa..yang ada ba tanya ini no.
Malaikat: Sapa ngana pe Tuhan?
M.B: (berpikir) Ng...

(perlahan M.B. mulai ketakutan, setelah disadarinya ternyata pikirannyalah sendiri yang menjadi Tuhannya)

M.B: Oh Tuhan! Selama ini, yang jadi kita pe Tuhan kote' ternyata..kita pe otak.
Malaikat: Apa ngana pe pembelaan?
M.B: Sudah..Sudah..adoh kasiang...adoh (panik...meratap)
Iblis: Ha ha ha...
Sini ngana!
(menyeret M.B. ke neraka)

(M.P.N kembali berjalan menyusuri penonton. Sementara itu Prof. Bangsat Abadi [P.B.A] sapaan akrabWitho (seorang mahasiswa abadi di fakultas itu) memasuki ruangan dari pintu samping. P.B.A yang adalah salah satu mahasiswa abadi di Fakultas itu sejak dari tadi menonton pementasan ini dari luar ruangan. Untuk mendapatkan view yang lebih baik ia memutuskan untuk menonton pertunjukan dari deretan teratas yang terdapat di bagian belakang ruangan. Kemudian ia mulai menapaki anak tangga dan ia pun berpapasan dengan M.P.N yang sedang menuruni tangga. P.B.A yang terkejut melihat M.P.N tiba-tiba terjatuh hingga terguling-guling, dan akhirnya mati. Setelah memakaikan kain hitam yang menutupi seluruh bagian kepala P.B.A, M.P.N menyeret P.B.A ke panggung dan mendudukannya di kursi listrik yang ada di tengah-tengah panggung dan mengikatnya)

P.B.A: Ah! Kita nemau!!! (kepada M.P.N)
Sapa ini da hela-hela pa kita?
Woy! Kiapa ini?
Malaikat: Ngana ada dalam pengadilan alam baka.
P.B.A: Wei! Co jangan baku sedu kwa. (mulai marah. Memberontak. Bergegas lari keluar dengan kursi yang masih melekat pada bagian belakang tubuhnya namun di cegat M.P.N dan di seret kembali ke tengah panggung)
Iblis: Dia ini brutal!
Stenga gila!
Deng homoseksual!
P.B.A: Eh! Jangan asal-asal ngana!
Laki-laki asli kita!
Kita ini di band pemain gitar. Kalu di bola kaki biasa ba kiper, mar kita lebe suka kwa ba straiker. Kalu di basket, kita jago ba ribaun. Apa le...
Pernah iko kejuaraan klaimbing antar mahasiswa, jago ekting, anak satu.
Iblis: Dia ini sombong skali!
Sorodo!
Kong biongo le!
Malaikat: Sapa ngana pe anak...eh...sapa ngana pe Tuhan?
P.B.A: Hahahaha...apa ini?! (gusar)
Kita pe Tuhan pa Tuhan no!
Malaikat: Apa yang ngana so beking for ngana pe Tuhan?
P.B.A: (berpikir) Ng...
Iblis: Ha ha ha...
So ini tu kita da tunggu-tunggu dari pa ngana!
Sini iko pa kita!
(berusaha menyeret P.B.A ke neraka namun terhenti ketika terdengar suara yang keluar dari Sosok Putih)
(masuk Sosok Putih)
Sosok Putih: Yang dia beking for kita memang amper nyanda ada.
Yang dia minta pa kita le cuma dua hal.
Yang pertama, supaya jangan sampe dia pe anak jadi rupa dia.
Tiap malam dia berdoa minta tolong pa kita supaya dia pe anak nyanda dapa otak rupa dia.
Yang kadua, dia minta Kita mo jaga-jaga akang depe maitua.
Dia percaya pa Kita.
Jadi, bukang di situ de pe tampa.

(Sosok putih mengambil P.B.A dari Iblis lalu menuntunnya mengikuti penanda arah yang bertuliskan surga)


Babak II (Bonus)

(Setting: Siang hari. Ruang Theater Fakultas Sastra. Panggung di tata seperti sebuah kamar tidur)
(P.B.A yang sedang tertidur di ranjang yang berada di tengah-tengah panggung perlahan mulai terjaga. Kemudian dia mulai bangkit dengan perlahan)

P.B.A: (menghela nafas panjang)
Pe soe le...surga do...
Bae le cuma mimpi...
(meregangkan otot-ototnya)
Suara anak: Om mo ba sewa P.S. dang.
Om...
P.B.A: Iyoo...(melompat dari tempat tidur dan segera keluar meninggalkan panggung)

Selesai

Friday, July 17, 2009

"MENYELAMATKAN JURUSLAMAT" Naskah Drama Rohani Kristen

Tokoh: Abihud (Salah seorang pengikut Yesus)
Yotam (Kakak Abihud, anggota kelompok Zealot)
Maria (Ibu Abihud dan Yotam)

Setting: Beranda lantai atas sebuah rumah di kota Yerusalem.
Saat di mana Yesus sedang digiring keluar kota menuju ke Bukit
Tengkorak untuk disalibkan.

(Masuk Abihud. Bergegas melihat ke arah jalanan. Dari kejauhan dilihatnya sekumpulan orang yang jumlahnya sangat banyak. Di tengah-tengah kerumunan itu ia menangkap bayangan sosok Yesus yang sedang berjalan terseok-seok, karena sambil memikul salib ia sesekali dihujani dengan cambukan dan tendangan dari para prajurit. Suara riuh orang-orang yang menyoraki, mengutuk, serta mengolok-olok Yesus semakin lama semakin terdengar keras. Begitu pula dengan suara2 tangisan. Setelah melihat itu semua Abihud melangkah mundur perlahan dan mulai menangis).

(Masuk Maria. Mendekati Abihud)


Maria : Ada apa anakku Abihud? Apa yang sedang engkau tangisi?

Abihud : Mereka akan membawanya ke tempat tengkorak untuk disalibkan.

Maria : melihat kearah jalan)
Siapa yang akan disalibkan?

Abihud : Yesus.


Maria : Orang yang dipanggil guru itu?!
Apa kesalahannya?

Abihud : Mereka memusuhinya...
Pemimpin-pemimpin agama memusuhinya.

(Masuk Yotam. Meletakan pedang yang diselipkan di dalam jubahnya ke lantai)

Yotam : Darahnya terbuang percuma!
(menghampiri Maria dan mengarahkan pandangannya ke arah Yesus)
Yang dia peroleh hanyalah kesia-siaan.
(menghampiri Abihud)
Heh! Bukankah kau adalah salah seorang pengikutnya?!
Lihat! (menunjuk ke arah Yesus)
Lihat orang yang kau panggil guru itu!
Mana mujizatnya?!
(kembali menghampiri Maria)
(kepada Abihud) Seharusnya bukan dia yang harus kau tangisi...tapi
bangsa ini!
Orang-orang Romawi biadab itu sudah menginjak-injak harga diri bangsa
kita!
Dan tugas kita adalah mengusir mereka dari tanah kita!

Maria : Ahh! (Terperangah setelah melihat Yesus menoleh ke arahnya)
Wajahnya...
(melangkah mundur dan jatuh terduduk)
Dia...
(gemetar)

(Abihud bergegas mengangkat Maria)

Abihud : Kenapa bu?

Maria : Aku harus memberikannya air minum. (terbata-bata)
(bergegas mengambil kendi berisi air. Keluar)

(Abihud menghampiri pinggiran teras, melihat Yesus yang sedang melintasi jalan di depan rumah mereka, kemudian melangkah mundur sembari menahan tangisnya)

Yotam : Tahukah kau mengapa dia harus dihukum mati?
Orang itu mengaku sebagai mesias.

Abihud : Aku sudah menduganya.
Dia lebih dari seorang nabi.
Dialah yang akan mengusir bangsa Romawi diri tanah kita!
Dia...dia tidak boleh mati!

Yotam : Dia?!
Lihat dia bodoh!
Orang ini sudah tidak berdaya!

Abihud : Dia tidak boleh mati!
Pasti murid-muridnya sedang menunggu saat yang tepat untuk
menyelamatkannya...

Yotam : Murid-muridnya sudah lari meniggalkan dia karena ketakutan.

Abihud : Dia tidak boleh mati!
(mengambil pedang yang dibawa Yotam tadi)
Aku harus menyelamatkannya!

(Abihud bergegas keluar namun dicegat Yotam)

Yotam : Sekarang belum saatnya!

Abihud : Aku harus memulainya!

Yotam : Kau hanya akan merusak rencana kelompok Zealot!

Abihud : Aaaaaaaahhhhh!!! (berontak)
Aku harus menolongnya! (mendorong Yotam)

(berkelahi)

(Yotam berhasil merebut pedang dari tangan Abihud namun tanpa disengaja pedang tersebut terserempet mengenai leher Abihud. Abihud jatuh terkapar)

(masuk Maria. Mendapati darah yang berceceran dari leher Abihud)

Maria : Darah! (manangis. Membaringkan tubuh Abihud di pangkuannya)

Selesai

Thursday, July 2, 2009

DRAMA PROMOSI PRODUK SUSU

Sebuah pementasan experimental di ruang komersil

Setting: Sekarang. Suatu daerah di pedalaman Indonesia.

[masuk 4 orang penari Kabasaran dan mengambil posisi]

[Ke-4 penari mulai menari]

[Setelah mereka selesai menari masuk (Istri) seorang ibu yang sedang hamil yang berjalan tergopoh-gopoh, dan (Suami) suami ibu tersebut yang dengan susah payah memapahnya. Salah seorang dari penari Kabasaran bergegas mengambil kursi yang sudah dipersiapkan untuk diletakkannya di tengah panggung. Sedangkan ketiga penari segera membantu ibu itu untuk duduk di kursi yang sudah disediakan oleh penari Kabasaran tadi].

Suami : [kepada para penari Kabasaran] Apa ibu bidan ada!
Istri saya ini akan segera melahirkan.
Tolong panggilkan beliau.


Penari I : Baiklah, tunggu sebentar. [Ke-4 penari Kabasaran segera bergegas keluar panggung]

[Sang suami berusaha menghibur istrinya yang terus-menerus mengerang menahan rasa sakit]

Suami : Tahan sedikit yah sayang, sebentar lagi bidan datang.

[masuk kompetitor I]

Istri : [terus mengerang kesakitan]

Kompetitor I : Permisi pak, bu…
Saya mo ketemu deng bidan di sini.
Apa orangnya ada?

[Suami dan istrinya itu menggelengkan kepala mengisyaratkan bahwa bidan tidak ada]

Kompetitor I : Bagini, kita pe maksud datang ka sini for mo tawarkan produk susu! [sambil menunjukan produk susu yang dibawanya]
Susu ini bagus for tanta hamil karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, zat besi, kalsium, deng vitamin dari A sampe Z!
And di jamin mahal!

Istri : [kembali mengerang]

Suami : Apa anda tidak lihat?!
Istri saya ini akan segera melahirkan dan pensiun jadi ibu hamil.
Sabar ya sayang. [kepada Istri]

Istri : [terus mengerang]

Kompetitor I : Tenang pak, bu…
Produk susu ini aman untuk diminum sebelum ato sesudah melahirkan.
Karena disini tercantum “baik digunakan sebelum: 16 januari 2009”
Berarti masih ada satu tahun, baru nanti ‘expire’.
Ayolah! Pak, bu, coba rasa dulu noh…
Dijamin beking ketagihan!

[Istri perlahan bangkit dari tempat duduknya, dan berusaha berdiri]

Istri : Maaf ya…[kepada Kompetitor I]
Anda sudah berusaha dengan baik untuk meyakinkan kami, tapi sejak saya mengandung anak kedua sampai yang ke enam ini, saya terus mengkonsumsi BDY, susu untuk ibu hamil yang kaya akan nutrisi, DHA, Kolin, FOS, asam Folat, dan zat besi!
[dengan gaya berpromosi]

Kompetitor I : E dodo’ e…
Kalu bagitu kita da datang ini so terlambat skali dang.

Istri : Ya…iya lah….
BDY! Spesialis nutrisi untuk dua masa penting ibu dan bayi.

[Kompetitor I menjadi sangat terpukul, kemudian berjalan keluar dengan kepala tertunduk]
[Istri tiba-tiba mengerang menahan sakit dan kembali duduk]

Suami : Sabar sedikit yah sayang, sebentar lagi ibu bidan datang.

[masuk Bidan dan penari-penari Kabasaran]
[Bidan segera menghampiri Istri]
[Sementara itu para penari Kabasaran mengambil posisi di belakang suami]

Bidan : Masih minum susu ja ki? [memeriksa Istri]

Istri : Iya.

Bidan : Bagus. [berusaha membantu proses melahirkannya]
Tarik nafas mi….buang….tarik lagi…..buang…..tarik nafas dalam-dalam…..
Jangan mi cepa’-cepa’! Pelan-pelan saja mi. Rileks maki…
[Istri mengikuti instruksi dari Bidan]

[masuk kompetitor II dan kompetitior I]

Kompetitor I : [begitu masuk…] Ha! kalu ini torang so nyanda mungkin terlambat. Malahan sebelum lahir itu bayi, torang so ada.
So ini itu orang bilang menjemput bola.

[Kompetitor I dan II berjalan ke tengah panggung]

Kompetitor II : Parmisi smua….
Katong mo tawarkan produk susu par bayi ni. [sambil menunjukan produknya]
Ini produk mengandung banyak zat gizi yang boleh biking bayi berkembang lebe optimal. Pokoknya smua yang bergizi su ada di situ sudah.
[sesudah berucap Kompetitor II berjalan menghampiri Istri dan Bidan]
Ini bagus par bayi yang mo lahir tu….

[Bidan dan Istri tidak menggubris kata-kata kompetitor II, mereka berdua tetap fokus pada proses melahirkan]

Suami : Semua anak kami, kecuali anak pertama, saat mereka bayi kami selalu memberikan SBY, susu yang sudah pasti kaya akan nutrisi dan gizi yang tentunya dapat mengoptimalkan pertumbuhan bayi.
[dengan gaya berpromosi]

Kompetitor II : Eh! Jangan salah! Katong pung susu ini lebe bagus dari susu SBY. Susu ini seng ada lawang!

[perlahan namun pasti ke-4 penari tarian Kabasaran menghampiri Kompetitor II dan I]

Penari I : Eh! Anda hati-hati kalau bicara!

Kompetitor I : Jadi situ pe mau apa? [menantang Penari I sambil melangkah maju]

[ke empat Penari dan kedua kompetitor memekik kemudian mereka mulai berkelahi dengan gaya tarian Kabasaran. Sebagai catatan; sekiranya boleh, untuk properti parang digantikan dengan kaleng atau dus susu sebagai simbol produk yang dibawa masing-masing]

Penari I : [sambil menari tarian Kabasaran] Apa yang mau di banggakan dari produk saudara?



Kopetitor I : [memekik sambil menari tarian Kabasaran] torang pe produk ini mengandung zat besi yang tidak akan pernah mo ba karat.


Penari I : [tertawa sinis sambil menari tarian Kabasaran] Hanya itu?

Kompetitor II : [memekik sambil menari tarian Cakalele ] Masih ada. Katong pung susu ini juga mengandung empat sehat lima sempurna.
Memangnya situ punya apa?

Penari I : [memekik sambil menari tarian Kabasaran] SBY mengandung DHA!
LA!
FOS
dan GOS!

[Ke empat penari dan kedua kompetitor masih terus berkelahi dengan gaya tarian Kabasaran dan membentuk formasi-formasi]

[Setelah terdengar suara Istri yang mengerang, Kompetitor II dan I langsung melarikan diri keluar panggung]

[sementara itu Istri melahirkan seorang bayi, yang kemudian di gendongnya. Ke-4 penari kembali menari tarian Kabasaran untuk menyambut kelahiran bayi tersebut, setelah itu secara serempak dua penari yang sejak dari tadi menari dengan memegang susu SBY segera menyodorkannya pada si bayi, sedangkan dua penari lainnya membentangkan spanduk]

Semua : SBY Lanjutkan.


Selesai